Senin, 17 September 2012

Tangisan sahabat lebih menyakitkan


Pagi yang dingin membuatku menarik selimut hingga dadaku aku melihat sekeliling berupa alat alat aneh dan menyeramkan aku tau alat itu karena aku pernah mempelajarinya di sekolah dan itu adalah alat alat yang selalu aku dambakan disetiap aku sedang memikirkan masa depanku tapi mengapa kini aku bosan melihat semua alat ini dan ini sangat mengerikan. Aku ingin pulang dari tempat ini aku ingin melanjutkan sekolah ku di sekolah menengah atas seperti teman – teman, mereka cantik dan tampan saat menjenguku memakai baju putih abu. Dokter itu bukan Tuhan tapi mengapa orang tua ku mempercayainya aku sakit! Aku harus dirawat hingga aku meninggal!.
My diary aku ingin bercerita tentang masa bahagiaku.. Waktu yang sangat bahagia aku belajar di sekolah dan bermain disekolah, pertama kali aku memakai baju putih abu. Ospek itulah hari pertamaku masuk sekolah aku sangat lelah tapi itulah yang membuatku tak pernah lupa, saat itu aku pergi bersama temanku lara membawa banyak sekali peralatan yang hari sebelumnya telah di informasikan oleh senior untuk  dibawa dan ternyata aku dan lara lupa satu hal. Nanda kita harus membawa print out gambar super hero, ucap lara panik. Oya? Aku lupa dengan itu, tenanglah Lara biar kita dihukum kita akan bersama tidak akan sendiri, ucapku menenangkan. Tidak lama kemudian para senior datang dan akan memeriksa perlengkapan yang aku dan teman seangakatan ku bawa. Omg!omg!omg! bisikan anak anak satu kelasku saat melihat senior laki - laki yang menuju tempat duduk ku untuk memeriksa, dia adalah Putra, senior yang paling mendapatkan perhatian dari semua murid permepuan seangkatanku dan aku pun merasa berbeda disaat dia menatapku hati ku selalu berdebar.